Inilah Rahasia Sukses orang Jepang

Telah kita ketahui bersama behwa negara Jepang adalah negara maju yang sangat hebat dan berjaya. Namun gempa da tsunami yang melanda negeri matahari itu menghancurkan sebagian besar wilayah Jepang yang berdampak pada perekonomiannya. Akan tetapi sepertinya tidak perlu lama lagi bagi Jepang agar bisa kembali menguasai perekonomian dunia, karena Jepang dikenal memiliki rakyat yang sangat luar biasa ulet. Banyak orang-orang sukses berasal dari Jepang.

  • Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turunan bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena "mengundurkan diri" bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal dalam menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau karena tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar paraturann ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum
.
  • Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar yang berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya sehari-hari kepada orang tuanya. Kalaupun mereka kehabisan uang, mereka "meminjam" uang kepada orang tuanya yang nanti akan digantinya bulan depan, ataupun sebagian besar mereka bekerja Part Time selepas pulang sekolah guna untuk menambah uang saku mereka.
  • Pantang menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta tercepat (shinkansen).

Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika ia menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori orang harus belajar dari kegagalan dan kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama " Shippaigaku " (Ilmu Kegagalan).
  • Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan didtemdi Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpinda-pindah pekerjaan.
Mereka akan tetap setia dengan pekerjaan awalnya sampai  mereka tidak di butuhkan lagi oleh perusahaan tersebut.
  • Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.
  • Kerja keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika 1957 jam/tahun, Inggris 1911 jam/tahun, Jerman 1870 jam/tahun, dan Prancis 1680 jam/tahun. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah suatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut "yang tidak dibutuhkan" oleh perusahaan.

  • Jaga tradisi, menghormati orang tuan dan Ibu Rumah Tangga
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget jika malah yang kita tabrak yang akan minta maaf duluan.
  • Budaya baca
Jangan kaget jika anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau bediri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.
  • Hidup hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharainnya. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mula kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19.30, dan ternyata sebelum tutup itu pihak supermarket memotong harga hingga setengahnya.
  • Kerjasama kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengkomodasi pekerja-pekerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.
Ada anekdot bahwa "1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok".


1 Response to "Inilah Rahasia Sukses orang Jepang"

  1. Unknown Says:

    artikel bagus, memberi motivasi yg cukup dan juga inspirasi agar terus belajar daro apa yg telah kita lewati....masa lalu adalah cambuk pendidikan yg kuat :)

    sukses terus goesmart!! :)

Posting Komentar

Terimakasih telah beratisipasi atas blog kami, kami akan terus memberikan yang terbaik untuk pembaca lainnya